WhatsApp Facebook Google+ Twitter BBM

Wakil Bupati Kupang : Stunting  Menjadi Perhatian Khusus Tingkat Nasional 

Metronewsntt.com 28-03-2022 || 19:02:21

Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe sementara membukan kegiatan

Metronewsntt.com, Oelamasi- Pemerintah Kabupaten Kupang terus melakukan berbagai upaya dalam   pencegahan stunting.

 

Salah satu upaya yang dilakukan melalui kegiatan analisis aksi konvergensi stunting tingkat Kabupaten Kupang yang digelar selama dua hari yakni 28-29 Maret 2022, dengan  tujuan mengidentifikasi sumber pembiayaan untuk menyelenggarakan aksi integrasi dan menyusun rencana pembangunan dan anggaran daerah untuk penurunan stunting.

 

Kegiatan yang dibuka secara langsung Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe  di Auditorium Hotel Neo Aston Kupang, Senin (28/3),Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini merupakan sebuah media inklusif untuk memetakan peran dan target kerja  yang berkaitan dengan penurunan stunting tahun 2023. 

 

Menurutnya , stunting merupakan satu hal yang menjadi perhatian khusus  bagi Presiden dan Gubernur NTT. Kita harus berhati-hati dalam masalah stunting yang menjadi perhatian khusus di tingkat nasional. 

 

Ia  berharap,  agar para narasumber berdialog bukan hanya berbicara dan selesai disini tanpa ada hasil melainkan harus menyelesaikan masalah yang ada di lapangan. 

 

Dalam kesempatan tersebut,  Ketua Pelaksana Stunting Kabupaten Kupang ini  mengajak semua yang hadir untuk bekerja keras demi menurunkan stunting. "Saya yakin bahwa para Camat dan Kades akan bekerja dengan baik dilapangan, Bapedda, DP2KBP3A dan Dinkes hanya sebagai penghubung. " katanya.

 

Dalam tataran global, stunting diinternalisasi dalam target tujuan kedua dalam tujuan pembangunan berkelanjutan yaitu menghapuskan semua bentuk kekurangan gizi pada tahun 2030 atau dengan kata lain angka stunting pada tahun 2030 harus berada pada tingkat 0%. Dalam skala nasional, berbagai kebijakan telah diambil seperti strategi nasional percepatan pencegahan stunting 2018-2024 dan berbagai regulasi penurunan stunting secara berjenjang dibuat dan diimplementasikan sampai tingkat daerah.

 

" Target penurunan stunting sesuai RPJMN di tahun 2022 yaitu 24,5% dan di tahun 2024 diharapkan angka stunting nasional menurun hingga 14%. Sedangkan untuk target RPJMD Kabupaten Kupang, tahun 2022 angka stunting menurun menjadi 17,3% dan terus menurun hingga tahun 2023 dikisaran 13%," ungkapnya 

 

Untuk itu, Ia  berharap agar data penurunan stunting tidak hanya ada dikertas melainkan ada data otentik lapangan. "Saya tidak mau data di Kabupaten Kupang berbeda dengan data dari  pihak Propinsi. Data harus akurat dan dapat dipertanggungjawabkan."pintanya.

 

Selain itu,  Ia meminta agar dari Posyandu, Pustu dan Puskesmas harus memiliki data yang kuat dalam penanganan stunting di Kabupaten Kupang. " Tidak hanya soal penanganan stunting,namun  Dinkes dan OPD terkait juga harus turut memperhatikan gaji dari para Kader Posyandu yang belum terbayarkan karena itu merupakan kelemahan dari para Kapus.

Ini juga menjadi perhatian para Camat untuk kerja ekstra dalam pendataan penanganan stunting", pintanya.

 

Pada kesempatan tersebut, ia juga mengingatkan agar melalui empat  aksi penting ini, para peserta jangan hanya mengikuti acara pembukaannya saja melainkan mengikuti penyampaian materi hingga selesai kegiatan agar bisa mengetahui kesulitan yang ada dalam penanganan stunting. Harus ada keterbukaan, terlebih soal dana yang dipakai harus tepat sasaran. Banyak OPD terkait yang acuh tak acuh dalam masalah stunting. Semua pihak terkait dalam aksi konvergensi penurunan stunting silahkan bekerja sesuai tugas dan fungsinya masing- masing. Perbaiki kembali sistem koordinasi yang selama ini dijalankan. Review kembali target yang ada dalam rencana kerjanya agar lebih realistis dan progresif. Perluas lagi tindakan promotif agar masyarakat lebih mengenal stunting. 

 

"  Terima kasih atas kerja keras dari tim stunting sampai di desa dan kelurahan, para TPG dan KPM, serta seluruh mitra yang ada, yang telah bekerja keras menurunkan angka stunting di Kabupaten Kupang secara signifikan yaitu dari 41,40% di tahun 2018 menjadi 22,3% ditahun 2021. Keberhasilan penurunan prevalensi angka stunting lebih dari setengah ini merupakan suatu prestasi dan bukti kolaborasi konkret dari kita semua. Namun, jangan terlena dan berpuas hati dengan hasil yang dicapai karena dari total 6.674 balita status pendek dan sangat pendek ditahun 2021 meningkat menjadi 7.202 anak ditahun 2022 dari 29.914 balita atau 24,14%. Artinya satu dari setiap empat anak di kab. Kupang menderita stunting. 

 

Ada 5 kecamatan yang memiliki balita dengan angka stunting 35-44 %, yaitu kecamatan Amfoang Barat Laut, Amarasi Timur, Amarasi Barat, Amfoang Barat Daya dan Fatuleu Tengah. Untuk itu, para Camat diminta untuk lebih bekerja keras mendampingi kapus untuk menurunkan angka stunting. 

 

" Semua pihak diminta  agar terus mendukung dan mengawal pelaksanaan percepatan penurunan stunting. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, tapi merupakan tanggung jawab kita bersama. Pemerintah harus bekerja sama dengan para OPD terkait dan kecamatan sampai ke desa.Ingatlah bahwa generasi unggul masa depan ditentukan oleh aksi dan langkah kolaboratif yang dilakukan hari ini," katanya. 

 

Sebelum menutup sambutannya, Manafe mengharapkan agar dinas-dinas terkait melakukan evaluasi setiap 2 bukan sekali, khususnya melakukan evaluasi di kecamatan dan desa yang angka stuntingnya masih tinggi. Semoga ditahun 2023 angka penurunan stunting bisa mencapai 14%.

 

Turut mendampingi, para pimpinan OPD terkait salah satunya Kadis DP2KBP3A Yesay Lanus, para Camat se-kab. Kupang, perwakilan Pokja Stunting Propinsi NTT, para Kades, Kapus dan Tenaga Gizi, LSM/NGO, para narasumber dari Bapelitbangda Prop NTT, Dinkes Propinsi NTT, dan Dispendukcapil Kabupaten Kupang serta para peserta.(mnt)

 


Baca juga :

Related Post